Ketahuilah Allah telah memberikan kemampuan pada sebagian jin antara lain kemampuan dalam kecepatan bergerak dan berpindah juga terbang diudara.Juga kemampuan untuk mengangkat benda-benda yang sangat berat.Ada sebuah kisah dalam Al-Qur'an ketika Jin ‘Ifrit berjanji kepada Nabi Sulaiman untuk mendatangkan singgasana Ratu Yaman ke Baitul Maqdis dalam waktu singkat sebelum Nabi Sulaiman bangkit dari tempat duduknya,walau pun pada akhirnya seorang jin yang punya ilmu dari al-Kitab yang mempunyai kemampuan yang lebih hebat dari jin ‘Ifrit yang berkata:”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Al-Qur'an menceritakan: 'Ifrit dari golongan jin berkata:”Saya akan mendatangkan kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu.Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya dan dapat dipercaya.”Seorang jin yang mempunyai ilmu dari al-Kitab berkata:”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.”Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya,ia pun berkata:”Ini adalah dari karunia Tuhanku.....” ( An-Naml:39-40 ) Al-Qur'an juga menceritakan mengenai kecepatan dan kemampuan terbang jin yang suka naik ketempat-tempat strategis dilangit.Mereka mencuri pendengaran tentang berita-berita langit guna mengetahui perkara-perkara baru yang akan terjadi.Setelah Rasulullah saw diutus,penjagaan di langit bertambah ketat :”Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit.Maka kami mendapai langit penuh dengan penjagaan yang ketat dan panah-panah api.Sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit untuk mendengarkan secara sembunyi (berita-beritanya).Tapi sekarang siapa saja yang mencoba mendengarkan secara sembunyi,tentu akan mendapatkan penah yang mengintai (untuk membakarnya).” ( Al-Jin:8-9 )
Jelaslah bagi kita bahwa alam ghoib adalah alam yang bukan alam dzohir yang bisa yang bisa kita indra dengan panca indra kita. Percaya kepada yang ghoib merupakan pokok dasar dari rukun iman serta menjadi sifat yang utama dan pertama bagi orang-orang yang bertaqwa,sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 3,yang artinya:” Orang-orang yang beriman kepada yang ghoib dan mendirikan shalat... .” Alam ghaib sangat luas bahasannya,kita beriman pada Allah,malaikat,surga,neraka,ruh, alam barzah dan jin yang kesemuanya itu adalah ghoib.Namun sungguh disayangkan tidak sedikit di antara umat islam yang salah dalam memahami alam ghoib itu hanya dengan alam jin dan syetan saja.Artinya kalau diantara mereka ada yang mengklaim melihat jin atau syetan orang tersebut dikatakan telah mengetahui alam ghoib yang sesungguhnya?Tentu tidak alam ghoib sangat luas cakupannya tidak hanya terbatas pada alam jin lalu mengatakan tahu keghoiban yang hakiki.. Rasulullah,imamnya para Rasul dan manusia termulia tidaklah memiliki kemampuan melihat alam ghoib malaikat,surga,neraka,ruh, alam barzah dan jin dangan panca indranya kecuali diberi kekhususan oleh Allah sebagi Mu'jizat yang diberikan pada Rasulullah.Seperti pada saat tertentu baliau mendapatkan wahyu dari Allah,misalnya peristiwa Isro' dan Miroj dan peristiwa-peristiwa lain seperti melihat malaikat Jibril dan menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril yang kesemuanya karena wahyu dan kekhususan yang diberikan Allah dan tidaklah atas kemauan Rasulullah sendiri. Allah berfirman tentang hal ini di dalam surat Al-A'raf ayat 188: “ Katakanlah:'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.Dan sekiranya aku mengetahui hal-hal yang ghoib,tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan,dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman .'” Dari keseluruhan penjelasan tersebut di atas,dapat disimpulkan bahwa pengakuan orang yang biasa yang bisa melihat jin baik yang dia lihat atau yang menampakkan diri atau melihat alam jin walaupun mereka mengatakannya dari hasil latihan meditasi pembukaan chakra ajna ataupun dari hasil puasa patigeni,maupun dari hasil wirid itu semua dari hasil bantuan jin itu sendiri dan sangat terbatas sifatnya.Yang diberikan jin itu pada manusia hanya sebatas pada alam jin itu sendiri yang bukan ghoib bagi diri mereka (jin) dan tidak mungkin sampai kealam roh dan jika ada orang yang mengaku bisa melihat alam roh tidak lain hasil tipu daya jin itu sendiri yang menyerupa dan menyesatkan manusia.Karena sebenarnya jin bahkan Iblis tidak mengetahui hakikat roh itu sendiri apalagi masuk kealam roh dan mengetahui hakikat keghoiban yang hakiki yang kesemuanya itu hanya milik Allah semata. banyak sekali bukti yang menguatkan bahwa kemampuan seseorang melihat jin atau syetan tidak lain dari bantuan dari jin atau syetan itu sendiri.Ketika di Ruqyah,para pasien yang sudah kesurupan,tidak jarang melihat beberapa jin yang ditugaskan oleh bos atau tuannya agar menjaga jin yang ada dalam tubuh pasien sehingga jin yang sudah tersiksa dan terbakar dalam tubuh pasien itu takut keluar.yaitu dengan cara jin itu menakut-nakuti jin yang ada dalam tubuh pasien itu jika keluar maka akan dipenjarakan oleh bos atau tuannya.Namun setelah jin berhasil dibunuh atau dikeluarkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an (Ruqyah syar'iyyah ) orang tersebut tidak mampu melihat jin lagi. Didalam surat Al-A'raf Allah menerangkan,bahwa jin bisa melihat manusia sedang manusia tidak dapat melihat jin.Allah Ta'ala berfirman:” Sesungguhnya syetan dan kelompoknya tidak dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka .”( QS.Al-A'raf:27 ) Syaikul Islam Ibnu Taimiyah ketika menjawab pertanyaan tentang ayat ini beliau mengatakan:” Yang ada di dalam Al-Qur'an bahwa (jin) melihat manusia sedang manusia tidak dapat melihat mereka ini adalah haq (kebenaran) yang menunjukkan bahwa mereka melihat manusia pada suatu keadaan sedang manusia tidak dapat melihatnya pada keadaan tersebut.” Ibnu Taimiyah melanjutkan,:” Tidak ada di dalamnya (penafsiran) bahwa tidak ada seorang pun diantara menusia yang tidak melihat mereka pada suatu keadaan,bahkan terkadang diantara orang-orang shaleh melihat mereka begitu pula orang-orang tidak shaleh,akan tetapi manusia tidak melhat mereka setiap saat.” ( Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah,juz 15 hal.7 ). Pernyataan beliau ini sesuai dalam kenyataan yang ada.Pada zamannya Ibnu Taimiyah juga sering melakukan therapy gangguan jin dengan Ruqyah,jadi banyak sekali kejadian-kejadian yang beliau hadapi.Sebagaimana yang terdapat dalam kitab Ath Thibbun Nabawi hal 52-53.Namun demikian pernyataan ini tidak menunjukkan manusia mampu melihat jin secara hakikat dan wujudnya setiap waktu.Sebagaimana tidak ada ilmu-ilmu keghoiban dalam Islam yang bisa mengantarkan menusia mampu melihat jin. Maka,seseorang yang mampu melihat jin,kemungkinannya hanya dua,pertama dia memang orang yang sholeh yang diberi karomah mampu melihat jin,atau kedua orang itu bukan orang yang sholeh,ia mampu melihat jin karena bantuan dan tipu daya jin itu sendiri yang akan menyesatkan manusia. Adapun karomah itu sendiri sudah jelas,dia tidak dapat dipelajari atau ditransfer apalagi diturunkan (diwariskan),tidak dapat didemonstrasikan (dipamerkan),tidak dapat dihadirkan,tidak dapat berulang-ulang.Sementara dengan tipu daya jin bisa terjadi setiap saat,kapan saja,dimana saja,baik diperoleh dengan cara berkolaberasi deangan sebangsanya atau atas kemauan jin itu sendiri.Bila ini yang dimaksud dengan mempelajari ilmu tentang alam ghoib,yaitu belajar berkolaberasi dengan jin tentu sangat dilarang dalam Islam.Sesungguhnya,hakekat sesuatu yang ghoib itu hanya ada dalam ilmu Allah.Maka manusia tidak akan pernah mampu untuk menyingkap hal-hal ghoib yang hakiki dari ilmu Allah. Setelah kita memahami ajaran akidah islam mengenai yang ghoib itu tentu kita harus menerimanya dengan keimanan yang kuat tanpa adanya kebimbangan atau keraguan sedikitpun.Keghoiban ruh sama dengan keghoiban alam ghoib yang lainnya,kita harus mempercayai dan yakin hanya Allah saja yang mengetahuinya.Allah berfirman didalam surat Al Isro' ayat 85:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.katakanlah:”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit .” Roh termasuk urusan Allah SWT sendiri,selain Allah Ta'ala sendiri tidak ada yang mengetahuinya,tidak dahulu,sekarang ataupun tidak nanti,kecuali hanya diberi pengetahuan yang sedikit. Adapun alam roh yang dapat ditembus oleh manusia,pasti itu ada rekayasa dari jin.Karena roh tidak bisa dipanggil atau tidak dapat berpindah-pindah dari seseorang keorang lain.Andaikan roh bisa dipanggil tentu tidak ada yang mati karena ketika roh itu keluar keluarganya akan memanggilnya kembali kejasadnya. Mengenai mukjizat Nabi Isa ‘alaihissalam beliau betul-betul mengembalikan roh itu kejasadnya,jelas berbeda dengan tipu daya setan yang mengaku-ngaku roh si fulan kemudian masuk ke tubuh orang lain dan bercerita tentang orang yang telah meninggal atau roh itu mengajarkan ilmu-ilmu tertentu. Berhati-hatilah dalam hal yang ghoib ini,karena karana akan menentukan akan diterimanya ibadah seseorang.Kita semua tentu sudah tahu bahwa syarat diterima amal seseorang hamba Allah itu bila dilakukan dengan ikhlas dan ber ittiba' (menyontoh) kepada Rasulullah saw.Ikhlas dalam artian tidak ada unsur syiriknya sedikitpun.Klaim pengetahuan terhadap yang ghoib berarti menyekutukan Allah dalam sifat-Nya,karena Allahlah yang Maha mengetahui yang ghoib. Ketahuilah bahwa sebagai orang Muslim kita hanya bisa mempercayai informasi tentang yang ghoib dari dua sumber utama agama kita yakni Al-Qur'an dan sunnah. Islam menolak berita-berita tentang masa lalu yang tersamar,informasi-informasi rahasia dan masa depan yang berasal dari para ahli meditasi,ahli yoga, tukang-tukang sihir,peramal,dukun,dan yang sebangsanya yang mana mereka mendapatkan berita-berita tersebut sebenarnya dari hasil bekerjasama dengan jin, karna jin itu telah merasuk kedalam raganya lalu dibisiki oleh jin yang kesemuanya itu mereka campur adukkan dengan tipu daya. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadish shahih dari Abu Hurairah,Rasulullah bersabda: “Apabila Allah menetapkan perintah diatas langit,para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya,seakan-akan firman yang (didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) diatas batu bata,hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan).Maka apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka,mereka berkata,”Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?”Mereka menjawab,”(Perkataan yang benar.Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”Ketika itulah,(syaitan-ayaitan) pencuri berita (wahyu)mendengarnya.Keadaan (syaitan-syaitan) pencuri berita itu seperti ini:sebagian mereka diatas sebagian yang lain. Digambarkan oleh Sufyan (yakni bin Uyainah) dengan telapak tangannya,beliau memiringkannya dan membuka jari jemarinya. Maka ketika pencuri berita (yang diatas) mendengar kalimat (firman) itu,disampaikanlah kepada yang dibawahnya kemudian disampaikan lagi kepada yang dibawahnya dan demikian seterusnya hingga disampaikan kemulut tukang sihir atau dukun.Akan tetapi,kadangkala syaitan penyadap berita terkena panah api sebelum sempat menyampaikan kalimat (firman) tersebut,dan kadangkala sudah sempat menyampaikannya sebelum terkena panah api,lalu dengan satu kalimat yang didengarnya itulah,tukang sihir atau dukun melakukan seratus macam kebohongan.Mereka (yang mendatangi tukang sihir atau dukun) mengatakan,”Bukanlah dia telah memberitahu kita bahwa pada hari ini dan hari itu akan terjadi ini dan itu,lalu itu benar terjadi,sehingga dipercayailah tukang sihir atau dukun tersebut karena satu kalimat yang telah didengar dari langit. Al-Bukhary dan Muslim mentakhrij dari Aisyah,dia berkata,”Aku berkata ,”Wahai Rasulullah,sesungguhnya para dukun biasanya meramal sesuatu dan kami mendapatkan kejadiannya sama persis.” Beliau bersabda ,”Perkataan itu memang benar,yang didengar jin lalu disusupkan ketelinga walinya,dan dia menambahinya dengan seratus kedustaan.” Dinyatakan oleh Allah dalam surat al Hijr ayat 18: ”.....Kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar semburan api yang terang.” Dari ayat ini semakin terang diantara kita bahwa diantara jin ada yang bertugas mencuri pendengaran keputusan-keputusan dari Allah yang diperintahkan kepada para malaikat yang ditugaskan untuk menjalankannya.kemudian dari jin pencuri inilah seseorang bisa meramal suatu kejadian-kejadian yang akan terjadi. Dalam bukunya ( Al-Majmu' al-Fatawa :11/309) Ibu Taimiyah menyebutkan bahwa ada ahli metafisika yang mempunyai hubungan dengan Jin memberitahu Ibnu Taimiyah.Ahli metafisika itu berkata kepadanya:” Sesungguhnya jin memperlihatkan kepadaku sesuatu yang mengkilap seperti air dan kaca (Jin orang tersebut mungkin menggunakan teknologi semacam televisi atau radio dari alam mereka) .Mereka menayangkan gambar-gambar atau berita-berita yang kami minta didalamnya.” Jadi janganlah heran jika kita sewaktu meditasi bisa tiba-tiba melihat sesuatu informasi masalalu,rahasia-rahasia,informasi masa depan seolah-olah melihat gambar-gambar atau suara seolah-olah menonton TV.Kemampuan ini bukanlah atas kekuatan keajaiban diri kita dari hasil latihan ilmu trawangan melainkan jin itu membantu kita jika ingin melihat alam jin dengan menyamakan ferekuensi stimulus penerimaan cahaya mata dengan kosmik alam jin atau dengan menggunakan teknologi audiovisual alam jin yang mereka inisiasikan pada diri kita (hingga kita bisa melihat tembus pandang) atau dari hasil jin itu,merekam,mencari atau membuat informasi yang kita butuhkan lalu mereka programkan pada “komputer” mereka melalui proses instaling lalu ditampilkan pada “layar monitor” pada syaraf kornea kedua mata kita. Wallaahu a'lam. Mereka para ahli spiritual,ahli metafisika,para dukun, paranormal,orang linuwih , Avatar,guruji,satguru dan sebutan-sebutan yang lainnya itu biasanya mendapat wangsit atau ilham atau “pencerahan”dengan melalui bisikan-bisikan syaitan secara langsung ataupun melalui meditasi sesungguhnya didapat dari syaitan yang yang mencuri berita dari langit. Biasanya untuk mendapatkan wangsit atau ilham dari syaitan itu mereka harus melakukan amalan khusus seperti bertapa,bersemedi,meditasi,puasa mutih,puasa patigeni,thawaf dikuburan wali,sampai dengan cara yang keji seperti mengencingi Al-Qur'an,menginjak Al-Qur'an di dalam WC,membaca mantera-mantra berbau syirik dan kekufuran lainnya. Di dalam surat Jin ayat 26-27 Allah menyatakan dalam firmannya:
”(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghoib,maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu itu kecuali kepada Rasul yang diridoi-Nya,maka sesungguhnya Dia mengadakan penjagaan (malaikat) di hadapan dan dibelakangnya.” Harus ketahui bahwa pengetahuan terhadap seluruh yang ghoib secara mutlak hanya milik Allah semata tidak ada dari kalangan malaikat,jin,manusia yang memilikinya.memang terkadang Allah menampakkan sebagian yang ghoib itu kepada dari kalangan hamba-hamba pilihan Allah seperti Rasul,Nabi yang merupakan mukjizat bagi mereka. Akhirnya marilah kita selalu bercermin dan mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabat serta ulama-ulama yang berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasul. |
Posting Komentar